REKAM DATA e-ktp DI BALAI PERTEMUAN DESA KEDUNGJARAN / GEDUNG BUMDes PADA SENIN 20 NOVEMBER 2017

Minggu, 02 Februari 2014

Banjir 20 Tahunan


Minggu 2 Februari 2014, jam 13.22 Wibb beberapa sms masuk beruntun. Dari Bapak Edi Sutanto, SIp Camat Sragi dan beberapa rekan kepala desa di Paguyuban Praja Kusuma. Bendung Gembiro sudah tak bisa menampung debit air, dan segera akan dibuka total semua pintu airnya. Memang dari sore hari hujan tiada henti mengguyur wilayah Pekalongan dari wilayah utara hingga selatan dengan intensitas yang tinggi. Beberapa tempat di Desa Kedungjaran sudah tergenang, kalau Pintu Gembiro dibuka bisa fatal.

Langsung koordinasi dengan beberapa pemuda untuk mengecek kedalaman air di sungai Sragi namun masih aman. Hujan masih tetap turun dengan derasnya, genangan dibeberapa titik sudah semakin tinggi. Jam 04.00 Wibb kembali ke pinggir kali, namun masih aman, air sungai masih 1 - 1,7 meter dari tanggul. Subuhpun menjelang, sekedar meluruskan kaki yang sedikit penat dan dingin.

Agak terkantuk, ketika pukul 05.15 Wibb suara pesawat HT dari beberapa perangkat desa sudah mulai ramai. Air sudah naik, tanpa babibu langsung meluncur ke pinggir sungai. Dan benar, air dengan deras sudah menerjang ke pemukiman. Dengan segera koordinasi dilakukan, pasir dipinggir sungai milik warga menjadi sasaran. Karung demi karung diisi untuk membuat tanggul darurat. Pasir habis, maka dikirim 1 rit pasir tambahan, semua dilakukan dengan tujuan agar terjangan air tak deras menghantam pemukiman. Kalau membendung sudah tak mungkin lagi karena ada puluhan titik dengan jarak yang cukuk luas yang harus ditanggul.

Tepat pukul 08.00 Wibb ketinggian air di depan Daruni Datram sudah mencapai 70-an cm, dibeberapa tempat bahkan hingga mencapai 1 meter. Koordinasi segera diintensivkan, upaya membuat tanggul terus dilakukan dengan menggali tanah di jalan bimas sawah utara. Dengan bantuan armada Pak Muhtadi, karangtaruna dan Tim KKN semua bahu membahu sekedar meminimalisir dampak terjangan. Namun nampaknya kita harus mengalah kepada kekuatan alam, Allah SWT tengah menitahkan kuasanya maka umatnya hanya bisa pasrah.

Kebijakan kemudian beralih untuk mempersiapkan dapur umum karena 70 % wilayah tergenang air hingga kegiatan rumah tangga terutama masak memasak tak dapat dilakukan. Koordinasi dengan Tim Donatur Jakarta alhamdulillah bisa mengumpulkan dana 4,5 juta rupiah dibawah koordinasi Edianto dan Karim. Lalu tambahan dari PARTA Kedungjaran, organisasi kepemudaan kedungjaran di Jakarta bisa mengumpulkan sebanyak Rp.1.jt rupiah, belum ditambah transfer langsung dari Saudara sopiqon dan Jundi yang datang ke posko Banjir langsung.

Luar biasa, semua gotongroyong saling peduli. Tidak hanya tenaga, danapun mengalir ke posko bahkan ada yang mengirim bahan mentah. Pihak kecamatanpun tak ketinggalan mengirimkan bantuannya, semua saling bahu membahu. Evakuasi warga yang jompo juga dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Tim Kesehatan tak lupa dikerahkan, obat-obatan cukup tersedia dari Dinas Kesehatan Kecamatan sragi dengan 1 ambulance standby di Posko Banjir di sekretariat Desa Kedungjaran.

Bila diamati, menurut beberapa warga ini adalah pengulangan banjir seperti 24 tahun yang lalu. Karena memang selama ini walaupun desa lain kebanjiran kedungaran tak pernah separah ini. Dulu sekitar tahun 90-an memang pernah terjadi, dan baru sekarang ini terjadi lagi. Untuk tahun ini diperparah dengan tingginya jalan yang dicor dengan mematikan beberapa jalur drainase alami. Untuk desa kedungjaran hanya ada saluran di depan Ibu Uripah dan di Jembatan sebelah barat. Ini mengakibatkan wilayah selatan tergenang hebat sedang wilayah utara aman terkendali.

Kedepan harus segera dibuat sodetan dibeberapa titik untuk menghindari kejadian serupa.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,
    Pak Lurah, bagaimana dengan lahan pertanian. apakah rusak/gagal panen. ini ada berita dari mentan di detik.

    Indra Subagja - detikfinance
    Selasa, 04/02/2014 15:19 WIB

    Jakarta -Pemerintah berjanji membantu para petani yang sawahnya rusak atau gagal panen (puso) karena banjir atau bencana. Bantuan pupuk dan uang Rp 2,6 juta/hektar akan diberikan.

    Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, selain bantuan pupuk dan uang tunai, petani juga akan mendapatkan bantuan benih.

    Kementerian Pertanian menyiapkan 13,5 ribu ton benih padi untuk membantu para petani ini. Jumlah benih ini bisa digunakan untuk menanami 500 ribu hektar sawah.

    "Petani tidak usah khawatir pemerintah akan membantu. Pemerintah punya cadangan benih nasional sebesar 13,5 ribu ton yang siap diberikan jika ada yang membutuhkan," kata Suswono usai menyerahkan bantuan kepada kelompok tani yang sawahnya kebanjiran di Desa Bungo Lor, Kecamatan Wedung, Demak, Selasa (4/2/2014).

    Pada kesempatan itu, Suswono juga meminta kepada para petani yang tanamannya rusak terendam untuk tidak buru-buru menanam, karena prediksi curah hujan masih akan tinggi sampai pertengahan Februari, "Lebih baik bersabar sebentar, menunda tanam, daripada ditanam nanti terendam lagi," imbuh Mentan.

    Khusus untuk bantuan benih, Suswono meminta BUMN yang ditugaskan menyalurkan benih harus sigap, begitu benih dibutuhkan harus segera tersedia, Pasalnya, selain benih memiliki masa kadaluwarsa, menanam juga ada musimnya.

    "Kalau telat benihnya akan expired atau hilang satu musim tanam," cetus Suswono.

    BalasHapus
  2. Yup Betul sekali, utk kedungjaran lahan pertanian yg rusak karena banjir sangat minim. Karena tanaman padi akan mati bila terendam lebih dari 4 hari. Namun kita tetap pro aktif, besok wakil dari kedungjaran 2 orang yg sekaligus mewakili Kecamatan sragi akan temu muka dengan menteri pertanian di desa depok dalam rangka membicarakan masalah lahan pertanian pasca banjir.

    BalasHapus