REKAM DATA e-ktp DI BALAI PERTEMUAN DESA KEDUNGJARAN / GEDUNG BUMDes PADA SENIN 20 NOVEMBER 2017

Rabu, 11 Juni 2014

Desa tak berbalai desa

Mungkin hanya kedungjaran, sebauh desa yang punya sejarah menakjubkan. Bahkan bila tercium oleh lembaga Musium Rekor Indonesia pasti akan masuk dengan rekor Desa dengan bekas balaidesa terbanyak se indonesia. Karena memang sejak desa ini berdiri sudah hampir 7 kali berpindah-pindah balaidesa.

Sejak tahun 50-an dibawah kepemimpinan Bapak Mulud hingga turun ke Soeryadi, Hambali hingga terakhir H. Zaenal Abidin dan Saridjo tak pernah balaidesa bertempat tetap. Mengapa bisa seperti itu ?

Yup, tak lain dan tak bukan karena politik yang tak dewasa. Juga keengganan dari pemimpin sebelumnya untuk meresmikan secara hukum status sebuah tanah yang dipergunakan sebagai kantor atau balaidesa. Terakhir kali desa kedungjaran memiliki balaidesa yang permanen sejak kepemimpinan Hambali - Soetopo - Soebekti. Lalu timbul sengketa ketika di bawah kepemimpinan H. Zaenal Abidin hingga harus berpinda tempat sampai 4 kali hanya dalam satu kepemimpinan.

Hingga akhirnya kedungjaran berkantor di tempat yang semula diakui sebagai aset organisasi agama, namun kembali bermasalah ketika pasca Pilkades yang dimenangkan Saridjo. Pemilik tanah yang di atasnya berdiri Bangunan balaidesa kembali menggugat. Dan mau tak mau Kepala Desa harus mencari tempat baru.

Namun ada semangat yang lain di bawah kepeminpinan Bapak Saridjo, bahwa ini adalah kepindahan yang terakhir. Bila tahun 2015 bisa membangun maka harus di atas tanah milik Desa sendiri agar kejadian serupa tak terulang dan berulang kembali. Karena yang dirugikan adalah rakyat juga pada akhirnya.


0 komentar:

Posting Komentar