REKAM DATA e-ktp DI BALAI PERTEMUAN DESA KEDUNGJARAN / GEDUNG BUMDes PADA SENIN 20 NOVEMBER 2017

Rabu, 15 Mei 2019

Rembug Tani


Masa Panen telah tiba. Syukur Alhamdulilah panen masa tanam Oktober Maret tahun 2018/2019 ini bisa disebut yang terbaik. Hal ini dilihat dari tanaman padi yang tak terserang hama secara masif dan hasil panen yang tinggi. Bila selama ini harga jual panen perhektar pada musim penghujan hanya dikisaran 6 - 9 juta. Maka panen kali ini bisa mencapai 15 - 19 juta perhektar.


Maka seperti biasa, setelah masa panen dilakukan persiapan untuk masa tanam berikutnya yaitu masa tanam April September 2019 dengan melaksanakan rembug tani.

Tak seperti biasanya, rembug tani dilakukan pada malam hari pasca ibadah sholat tarawih. Biasanya dilakukan siang hari dan diikuti kegiatan kerja bakti. Namun kali ini kerja bakti atau Nyadran tak dilakukan karena kebanyakan petani sedang berpuasa. Akhirnya beberapa persiapan perawatan saluran air irigasi untuk masa tanam berikutnya dilakukan oleh tenaga bayaran.

Hadir pada acara rembug tani, perwakilan tani, pengurus kelompok tani, pengurus gapoktan dan pemerintah desa kedungjaran. Acara dibuka dengan penyampaian rencana kegiatan persiapan masa tanam oleh Bapak Wilujeng selaku Pamong Tani. Muncul permasalahan yang selama ini tak terselesaikan yaitu tertunggaknya iuran pengairan karena alsan gagal panen. Hingga ia meminta agar mulai masa tanam yang sekarang Petani harus bayar dulu dimuka.



Mendengar permasalahan tersebut, dalam sambutannya Kepala Desa Kedungjaran menghimbau agar Petani merubah cara pandang Tata Kelola Pengairan menjadi Tanggung Jawab dan Kewajiban bersama. Air yang sudah diupayakan dengan Diesel Pompa, maka iurannya harus dibayar. Tak memandang apakah panen atau tidak. Seperti juga halnya pengadaan bibit, obat-obatan dan biaya manusia. Air juga harus dibayar lunas hingga tak terjadi seperti sekarang ini ada tunggakan yang berpuluh puluh juta.

Bahwa benar tak terbayarnya air karena gagal panen, seharusnya pas panennya bagus maka petani ada kesadaran membayar iuran yang tertunggak.

Maka diakhir sambutannya yang disambung dengan tanya jawab, kepala desa memutuskan untuk masa tanam berikutnya Petani harus bayar di muka 50 % dari biaya kebutuhan air. Bila petani tak membayar maka tak diairi sawahnya dan Traktor dilarang mengolah sawah mereka.

Acara ditutup dengan penyampaian berbagai bantuan yang diterima Petani Desa Kedungjaran oleh Bapak Agung Wibowo selaku ketua Gabungan Kelompok Tani Kedungrejo desa kedungjaran. Bahwa tahun ini Desa Kedungjaran memperoleh 4 bantuan berupa :
  1. Rehab Jaringan Irigasi Tersier sebesar Rp.80.000.000,-
  2. Bantuan Permodalan Lumbung Pangan sebesar Rp.60.000.000,-
  3. Bantuan Bibit Tanaman Buah sebanyak 350 batang.
  4. Bantuan Optimalisasi lahan berupa Bibit Padi, Kapur Dolomit, Obat-obatan Organik dan Bibit  Tanaman pengusir hama wereng untuk areal seluas 50 HA.
Khusus untuk bantuan optimalisasi lahan, petani harus menerapkan system tanam banjar legowo dan pola olah tanam organik. Bila 50 HA ini sukses maka kedepan akan diperluas areal sawah penerima bantuannya.

0 komentar:

Posting Komentar