REKAM DATA e-ktp DI BALAI PERTEMUAN DESA KEDUNGJARAN / GEDUNG BUMDes PADA SENIN 20 NOVEMBER 2017

Jumat, 21 Oktober 2016

Situs Purbakala Lemahabang


Akhir-akhir ini kabupaten Pekalongan dihebohkan dengan berita telah ditemukannya situs purbakala berupa peninggalan bebatuan yang diduga bangunan candi. Berbagai berita menyatakan bahwa bebatuan tersebut adalah peninggalan awal kerajaan majapahit namun belum ada bukti berupa prasasti maupun dokumen otentik yang mendukung hal tersebut.

Untuk mengobati rasa penasaran, paguyuban Praja Kusuma yang merupakan paguyuban kepala desa sekecamatan sragi melakukan ekspedisi kilat ke desa Lemah Abang kecamatan Doro kabupaten Pekalongan. Dari desa Kedungjaran perjalanan menggunakan kendaraan roda empat memakan waktu hanya 1/2 jam. Dengan rute Sragi - Kajen - Karanganyar - doro. Dari mulai Karanganyar dikiri-kanan jalan mulai ada satu dua kios dadakan yang menjajakan duren, walau tak seramai biasanya karena masa panen tahun ini gagal disebabkan curah hujan yang tinggi.

Dikarenakan mobil kecil maka perjalanan tak bisa dilanjutkan ke situs, dan harus menggunakan kendaraan roda dua. Bersyukur karena rombongan ada relasi dengan sesama kepala desa di sana hingga ada pinjaman kendaraan roda dua. Betul saja, selepas dari desa memasuki area hutan jalan berupa batu belah dengan kontur turun naik ekstrim. Di beberapa titik bahkan pembonceng harus turun dan membantu dorong, kebetulan kendaraan yang kita gunakan jenis matic. Untuk kendaraan jenis sport terlebih trail sangat cocok di jalan kearah situs karena beberapa rekan trabas sangat leluasa lewat.

Sesampai di situs, nampak bukit di kiri jalan yang sangat lebat ditutupi pepohonan berbagai jenis dan bebambuan. Ada jalan setapak yang sudah dibuat oleh karangtaruna setempat. Maka mulailah pendakian kami lakukan, beberapa dari kami sempat kerepotan karena menggunakan sepatu biasa. Disarankan agar menggunakan sepatu bot maupun berdasar gerigi agar bisa menapak dengan baik.

Pada titik 10 meter pertama rombongan sudah disuguhi bebrapa longsoran batu berbentuk segienam dengan diameter 60 - 70 cm dengan panjang 3 - 5 meter berserakan. Pada ketinggian 50 meter ada jajaran tumpukan bebatuan yang memanjang dengan perkiraan 200 - 300 meter. Bertumpuk rapi hampir sempurna dengan satu dua batu saling menyembul, seakan-akan batu ini sengaja ditumpuk untuk membuat struktur tertentu.

Hanya sayang, cuaca tak berpihak kepada kami. Hujan agak derah mengguyur hingga kami cepat-cepat turun karena kwatir dengan jalur yang licin. Sewaktu pulang dan membersihkan diri di aliran sungai di bawah, ada informasi menarik bahwa di atas sana ada Batu Menhir atau persembahan kuno dengan tinggi 5 meter dan air terjun. Maka rencana dalam waktu dekat kami akan melakukan ekspedisi dengan persiapan lebih lengkap.

0 komentar:

Posting Komentar