REKAM DATA e-ktp DI BALAI PERTEMUAN DESA KEDUNGJARAN / GEDUNG BUMDes PADA SENIN 20 NOVEMBER 2017

Launching Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Dalam upaya melindungi warga Desa Kedungjaran dari resiko kesehatan, kecelakaan kerja dan Kematian. Desa Kedungjaran menggalakkan kesadaran warga untuk ikut dalam program Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Pelantikan Sekretaris Desa

Laelatun Nadifa dilantik dan diambil sumpahnya oleh Kepala Desa Kedungjaran Saridjo untuk menjalankan tugas menjadi Sekretaris Desa di Kedungjaran

Pemilu Serentak 2019

Pemilihan Umum Serentak yang menyatukan kegiatan Pemilihan Legislatif sekaligus Pemilihan Presiden untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia pada Rabu 17 April 2019

Penyerahan Sertifikat Prona

Penyerahan Sertifikat Prona untuk warga Kabupaten Pekalongan dilakukan serentak di Pendopo Rumah Dinas Bupati Pekalongan

Perpustakaan Terbaik IT

Kepala Desa Kedungjaran menyampaikan Masukan dihadapan penggiat Literasi Indonesia yang tergabung di Perpuseru untuk mengkuti tahapan Pengusulan di Musyawarah Desa guna memasukkan Perpustakaan yang bisa didanai dari Dana Desa.

Pelantikan BPD Masa Bhakti 2019 - 2025

Setelah dipilih dari perwakilan masyarakat masing masing dusun, anggota BPD desa Kedungjaran dilantik serentak di aula kecamatan sragi pada Rabu 26 Juni 2019

Pencanangan Pilkades Amanah, Pilkades tanpa Money Politik

Pelantikan Panitia Pemilihan Kepala Desa ( P2KD ) 2019 di Desa Kedungjaran, sekaligus dicanangkan Pilkades Amanah yang melarang Praktek Bom Boman atau Pemberian Uang dengan sebebas bebasnya.

Kunjungan Wakil Menteri Desa PDTT Ari Budi Setiadi

Wakil Menteri Desa PDTT Republik Indonesia melakukan Kunjungan Kerja di Desa Kedungjaran untuk mencari tahu sejauh mana pemanfaatan Dana Desa untuk Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Desa .

Minggu, 24 November 2013

Senam Minggu Sehat

Suasana senam Minggu Sehat
Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, Men sana in corpore sano. Sebuah pepatah yang tentu kita semua tahu dan mengerti artinya. Memang betul, bila tubuh jasmani seseorang sehat maka akan berimbang pada sisi jiwa dan fikiran yang akan positif, kuat dan sehat pula.

Maka warga desa dusun 1 dipelopori oleh tokoh masyarakat setempat dan Karang Taruna dusun 1 mengadakan senam minggu sehat. Kegiatan ini telah berlangsung selama 1 tahunan lebih.

Tak ada tujuan yang muluk-muluk. Semata-mata sebagai wadah silaturahmi warga khususnya remaja putri dan ibu-ibu sekaligus mencari keringat dengan senam aerobik. Dilatih oleh Ibu Sri Handayani yang merupakan warga dusun 3 dan sekaligus anggota BPD serta pegawai di kecamatan sragi acara mingguan ini berlangsung semarak.

Tarik nafassssssssssssssssssssss.......
Awas..... macem-macem tendang.
Yokkkkk..... satu..dua... geol kanan.. geol kiri... ayo semangat !!!!
Dan yang lebih maknyus acara selalu diakhiri dengan minum susu kedelai dan makan nasi megono.

Kerja Bhakti Massal

Rapat Desa membahas Status Kantor
Ditengah kegalauan dari pemerintah desa dan warga atas status Kantor Sekretariat desa yang belum jelas. Karena memang untuk sementara Desa Kedungjaran menempati Kantor yang pada awalnya oleh Kepala Desa sebelumnya ( mantan ) Bapak H. Zaenal Abidin S.Ag ditempatkan di tanah keluarganya.

Pertemuan untuk membahas hal tersebut telah dilakukan pada hari Jumat, 22 November 2013 pukul 20.00wibb hingga selesai. dihadiri oleh perwakilan BPD, LPMD, PEMDES dan Tokoh Masyarakat desa kedungjaran tak menghasilkan mufakat sesuai harapan karena pihak keluarga dari pemilik tanah Sekretariat Desa yang sekaligus Mantan Kepala Desa tak hadir karena ada keperluan lain.

Tak mau terjebak pada situasi yang tak menentu, Kepala Desa Kedungjaran yang baru Bapak Saridjo tetap menjalankan Rapat Pertemuan pada malam itu dengan prinsip dimanapun dan bagaimanapun Pelayanan atas warga akan tetap jalan. Kemudian dibentuk Tim Kecil untuk membahas masalah Kantor Sekretariat Desa yang mana bertugas mengklarifikasi status kepada pihak keluarga.

Kerja Bakti membersihakan jalan Desa
Dalam pertemuan tersebut secara marathon dimanfaatkan para undangan untuk menyampaikan usul, saran dan masukan guna kemajuan desa. Berbagai masalah muncul dan di inventarisasi oleh Pemerintah Desa. Adapun masalah yang darurat dan harus segera diselesaikan adalah masalah terbengkalainya drainase lingkungan sehingga menyebabkan genangan air agak lama ketika turun hujan.

Kerja Bakti membersihkan Drainase desa
Maka pada hari minggu, 24 November serentak dilakukan kerja bhakti massal. Sebuah Fenomena langka karena selama ini tak pernah ada kerja bakti massal yang melibatkan seluruh warga desa. Dan Alhamdulillah, antusiasme warga sangat begitu tinggi. Hanya dalam waktu sekejap wajah desa berubah, agak bersih dan nyaman dipandang.

Semoga ini awal yang baik bagi desa kedungjaran, dan ini harus dipupuk dan dipelihara. Synergi antara Pemerintah desa, Tokoh Masyarakat dan warganya terbukti masih ada dan bisa menyelesaikan masalah yang ada di desa.

Rabu, 20 November 2013

Selamat Bertugas Kepala desa Baru

Kepala Desa Kedungjaran dilantik
Setelah menunggu untuk sekian lama, semenjak berakhirnya rapat pemungutan suara Pilkades tahap ke 3 di kabupaten pekalongan pada Minggu tanggal 27 Oktober 2013. Siang itu pada hari rabu 20 November 2013 bertempat di pendopo Rumah Dinas Bupati Kdh Tk II Kabupaten Pekalongan Bapak Drs. Amat Antono, Msi melantik sebanyak 103 calon kepala desa terpilih.
Suasana Pelantikan berlangsung hikmat
Calon Kepala Desa terpilih yang berasal dari tiap kecamatan yang ada di kabupaten pekalongan memakai baju Jas Putih, celana putih dan sepatu putih nampak gagah dan berwibawa. Harapan akan perubahan menuju kea rah desa yang lebih baik terpikul di pundak mereka.

Pada hari itu dilakukan pemberhentian penjabat sementara Kepala Desa selain pelantikan secara definitive calon kepala desa terpilih. Mulai detik itu mereka berhak menyandang gelar kepala desa didepan nama mereka.

Dalam sambutannya Bapak Bupati Drs. Amat Antono Msi menyampaikan harapan agar Kepala desa terlantik bisa mengkodisikan diri untuk merangkul segala lapisan masyarakat yang ada dan meninggalkan pengkotakan masa Pilkades dan mulai membangun desanya dengan mengajak serta seluruh lapisan masyarakat.

Kepala Desa Baru Semangat Baru
Ditambahkan pula perlunya kebersamaan antar pihak dan tokoh Masyarakat dari mulai Tingkat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Tingkat II, kecamatan hingga level desa agar roda pembangunan bisa berjalan. Karena tanpa kebersamaan dan suasana aman yang kondusif mustahil kita bisa membangun.

Selamat kepada seluruh Pak Kades dan Bu Kades, Selamat bertugas.

Selasa, 19 November 2013

Gladi Bersih Pelantikan

Tim Protokoler Kabupaten memberi Pengarahan
Berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati KDH Tingkat Dua Kabupaten Pekalongan di Kajen, gladi bersih pelantikan Calon Kepala Desa terpilih berlangsung dengan hikmat namun santai dan penuh canda pada hari Selasa, 19 November 2013.

Suasana agak mendung membuat suasana Gladi bersih Pelantikan Calon Kepala Desa terpilih berlangsung nyaman.

Diikuti oleh 103 Calon kepala desa terpilih yang merupakan rangkaian Pilkades Tahap dua kabupaten Pekalongan, sebagaian besar didominasi laki-laki namun tak sedikit nampak juga calon Kepala desa terpilih wanita.

Berangkatnya sarapan pagi ya !
Pura-pura jadi Bupati
Dipimpin Tim Protokoler Kabupaten dan diawasi Kasie Pemerintahan pada siang itu calon kepala desa terpilih diberi bekal dan penjelasa mengenai tata tertib acara. Dikandung maksud agar jalannya acara pelantikan pada hari Rabu, 20 November 2013 dapat berlangsung tertib, hikmat dan lancar. 

Baru terjadi Kepala Desa ikut antri sembako
Adapun pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Kepala Desa terpilih sebanyak 103 orang akan dilakukan sendiri oleh Bapak Bupati Amat Antono.

Selamat dilantik besok ya Pak dan Bu Kades, jangan lupa setelah dilantik beban tanggung jawab dan kewajiban jangan dilupakan.

Kamis, 14 November 2013

Gugur Gunung Bersih Deso

Setelah diawali Slametan Diesel Pompa penyedot air bagian selatan desa pada hari Kamis sore, 14 November 2013. Maka pagi tadi seperti biasanya kaum ibu kembali berduyun-duyun dengan bawaannya berupa nasi golong, dan kaum bapak dengan senjata pacul dan aritnya menuju tempat yang telah ditentukan yaitu perbatasan desa Kedungjaran Purworejo.

Dengan tujuan utama membersihkan saluran air di areal sawah selatan. Karena setelah masa panen berakhir, banyak saluran air yang kurang terurus dan penuh dengan rumput liar. Hal ini tentu akan sangat mengganggu aliran air menuju ke areal persawahan, 

Kembali kegotongroyongan dan kebersamaan mengemuka tanpa dibuat-buat. Tua-muda semua berbaur menyatu saling bantu. Ada yang menyangkul, ada pula yang membersihkan rumput dengan sabitnya. Yang menggembirakan nampak perangkat desa dari kepala desa terpilih, pjs dan perangkat desa lainnya hadir semua dan tak segan untuk turun serta membantu.

Inilah semangan Ing Ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani benar-benar dijalankan di desa kedungjaran. Kegiatan gugur gunung bersih desa direncanakan akan dilaksanakan kontinyu dan berkala terus menerus. Pada hari itu acara diakhiri dengan makan bersama nasi Golong nyadran yang sebelumnya telah didoakan oleh Bapak Lebe Desa Kedungjaran.

Kebangkitan dan Revitalisasi Karang Taruna



Dengan seragam kemeja warna biru, muda, tampan dan ayu. Pasti semua sudah mengenal siapa mereka.
Mahasiswa ya ?, aduh ternyata salah.
Ya, Karang Taruna. Sebuah organisasi kepemudaan di lingkup Desa yang dulu pernah mencapai masa keemasan pada era Soeharto. Karena memang pada masa itu Karang Taruna dijadikan pilar utama setelah aparat Pemerintahan Desa dan TP PKK dalam menggerakkan pembangunan desa.

Namun sekarang mereka seperti hilang begitu saja ditelan gegap gempita oraganisasi kemasyarakatan lainnya yang merupakan underbouw dari partai politik. Dulu Karang Taruna sangat terasa sekali kehadirannya di masyarakat. Berbagai kegiatan desa sering kali digagas dari organisasi ini, namun semenjak era reformasi derap langkah mereka semakin sayup dan hilang.

Guna menggairahkan kembali kehidupan Organisasi Karang taruna, maka Muspika Kecamatan Sragi dipimpin oleh Bapak Camat melakukan Pertemuan di Balaidesa Kalijambe pada hari Minggu, 8 November 2013. Pertemuan dihadiri oleh sekitar 30-an tamu undangan yang merupakan pengurus karang Taruna Desa sekecamatan sragi dan pemerhati Kepemudaan dari DPRD Kabupaten Pekalongan.

Desa Kedungjaran dalam pertemuan ini diwakili oleh saudara Resdiyanto dan saudari Sundari. Pertemuan berlangsung hikmat dengan diisi penyampaian Motivasi oleh Bapak Camat dan Pembahasan kekosongan Pengurus Karang Taruna Kecamatan yang disampaikan oleh ketua Karang Taruna Desa Bulak Pelem.

Dalam sambutannya Bapak Camat juga menyinggung semangat Entreupeunership pemuda yang kurang, dimana banyak anak muda yang setelah lulus sekolah tak mau mengembangkan diri di desanya dan malah pergi merantau.

Angin segar juga datang dari pemerhati Kepemudaan DPRD Kabupaten Pekalongan yang menyampaikan grandplan betonisasi jalan-jalan desa sekecamatan sragi guna meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan mempermudah jalur transportasi.

Pertemuan siang itu diakhiri dengan kunjuangan ke workshop Jamur dari Karangtaruna desa Bulak pelem.

Minggu, 10 November 2013

Nyadran, Budaya lama nan Adiluhung

Minggu pagi ini terasa begitu meriah di pinggir sawah dekat lapangan desa. Bukan karena ada acara pertandingan, bukan pula karena ada anak-anak yang melakukan olahraga.


Ramainya sangat lain, karena yang hadir semua ibu-ibu paruh baya dan satu dua ibu-ibu muda dengan bawaan yang agak berat. Bukan beras bukan gula, tapi Golong. ya Golong, nasi yang dibungkus Daun Pisang dengan lauk pauk komplit. Terkadang ada juga yang berisi Ketan dengan taburan kelapa. Hmmmm jadi ngiler ngebayanginya.

Selain ibu-ibu dengan bawaan nasi golong, hadir pula Bapak-bapak dengan senjata andalan mereka arit dan pacul. Tapi ada juga yang bersenjata modern dengan mesin pemotong rumput. Wajah mereka nampak berbinar bahagia. Ada apa sih sebenarnya ?

Nyadran. Ya, nyadran. Sebuah budaya lama yang sekarang sedang digalakkan kembali oleh Pemerintah Desa Kedungjaran. Sebuah budaya adiluhung yang syarat akan Kebersamaan dan kegotongroyongan. Biasanya dilakukan ketika ada Kerja bhakti masal. Baik kerja bhakti bersih-bersih makam, lingkungan ataupun areal sawah.




Pagi itu Nyadran dilakukan untuk mengawali persiapan masa Tanam padi bulan Oktober - Maret. Bapak-bapak yang bersih-bersih dan ibu-ibu yang membawakan makanan berupa Golong yang sebelumnya didoakan agar memperoleh keberkahan dari Yang Maha Kuasa.

 

Setelah dua jam-an kerja bhakti menguras tenaga dan mengucurkan keringat adalah kenikmatan tiada tara ketika bapak-bapak beristirahat sambil menikmati Nasi Golong dari Nyadran tadi. Ditemani segelas Teh Panas..... hmmmm terasa nikmat sekali.

Diselingi senda Gurau tentang isi lauk pauk yang didapat dari setiap nasi golong, karena setiap nasi golong isinya berbeda-beda sesuai kemapuan dan selera dari si pemberi nasi golong.

Sebuah kebersamaan yang indah dan patut dilestarikan.

Sabtu, 09 November 2013

Slametan Pompa Diesel




Ada yang berbeda sore itu, bila biasanya dipinggir kali kedungjaran di sebelah timur Kuburan sepi dengan kegiatan. Kalaupun ada hanya satu dua pencari rumput, dan kadang pemancing mania yang setia menunggu umpan sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya. Kali ini suasana agak begitu ramai, ada apakah ?

Nampak Bapak Haryanto sibuk mengatur sesuatu didampingi sang istri. Di bawah sana bersama seorang tekhnisi Diesel, Pamong Tani Bapak Wilujeng juga sedang sibuk mengotak-atik diesel Pengairan sawah tersebut. Sebuah Pompa Diesel tua yang sering memerlukan perhatian lebih agar senantiasa bisa berfungsi dan air bisa mengaliri sawah para petani.


Seperti kita ketahui bersama, bahwa sistem pengairan sawah di desa Kedungjaran menggunakan sistem tadah hujan dan Pompanisasi dengan pompa seadanya. Karena walaupun saluran pengairan melewati desa, namun airnya entah mengalir kemana. Sebuah kenyataan yang sangat sulit diterima nalar.



Hmmmmm..............., koq bau semerbak panggang ayam, ada gerangan apakah ini, dan Bapak Agus Lebepun ternyata hadir?. Ohhhh, ternyata ada acara Selamatan Diesel untuk persiapan masa tanam padi.
Dikandung maksud agar Allah SWT memberi kemudahan, kelancaran, keberkahan dan dijauhkan dari segala hama hingga hasil Panen bisa memuaskan.

Aminnnnnn............................ !!!

Ngobrol Sore di Warung Pojok

Warung Kopi, kedai teh atau apapun sebutanya. Bisa juga disebut warung pojok, bahkan disebut sesuai nama pemiliknya. Dan ada juga yang disebut dari menu terkenal yang disajikan. Yang jelas sederhana, murah dan merakyat.

Dari sekedar keinginan untuk memang menikmati teh tubruk yang panas, hingga kebutuhan jiwa untuk bersosialisasi, bermasyarakat bahkan bergunjing dan mendapatkan berita terkini.

Untuk yang disebut terakhir tentu mensisakan tanda tanya. Karena dibenak kita sangat benar bahwa Warung adalah wadah bersosialisasi masyarakat lintas batas, tanpa membedakan kasta, pendidikan, latar belakang, kekayaan dan pangkat. Diwarung semua sama, tak mengenal perbedaan.hingga sangat benar bila disebut bahwa warung adalah media sosial, bahkan kebutuhan jiwa.

Diwarung pula ternyata berbagai berita bertebaran, dari yang bersifat gosip dan pergunjingan hingga yang faktual sesuai fakta. 

Hmmm......, ternyata warung tak sesederhana penampilan dan menu yang disajikan. Di dalamnya terkandung berbagai cerita kehidupan. Senda gurau, cerita suka, hingga kabar sedih. Namun yang jelas,... disana ada kepolosan suara rakyat.

Jumat, 08 November 2013

Rapat Gapoktan Kedungrejo

Musim penghujan sudah mulai tiba, tiap sore hujan dengan intensitas sedang hingga deras sering mengguyur desa tercinta. Ini pertanda baik buat para petani untuk segera bergegas, setelah beberapa waktu istirahat pasca masa panen. Bergegas untuk menyiapkan masa tanam berikutnya tentu.

Di Kedungjaran, yang memang mayoritas warga desanya adalah Petani, mempunyai empat kelompok tani yang mewadahi segala keperluan mereka. Dari perencanaan masa tanam, pengairan hingga penanggulangan masalah hama. Keempat kelompok Tani tersebut adalah Gapoktan Siluwih 1 dan 2 yang mewadahi kelompok tani di selatan jalan raya desa serta Gapoktan Kedung Rejo 1 dan 2 untuk kelompok tani yang menggarap sawah di utara jalan desa.

Dengan bergabung dalam Gapoktan, para petani akan mendapatkan berbagai keuntungan. Mulai dari berbagai Penyuluhan yang diberikan PPL hingga berbagai bantuan dari Pemerintah melalui Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. Bentuk bantuan bisa berbentuk Bibit, Pupuk dan Pestisida / Obat-obatan bersubsidi. Bahkan melalu Gapoktan sering pula Produsen Obat-obatan memberi potongan harga yang lumayan untuk produk-produk mereka.

Sore itu, setelah beberapa hari yang lalu Gapoktan Siluwih melakukan Musyawarah. Kelompok Tani Kedungrejo 1 dan 2 yang diketuai Bapak Haryanto dan Agung Wibowo melakukan Musyawarah untuk membahas persiapan masa tanam yang segera menjelang. Dalam musyawarah yang dilakukan di kediaman Bapak Haryanto tersebut dibahas pula mengenai Kerja Bakti pembersihan saluran air dan Pembasmian Hama Tikus.

Sederhana, namun guyup dan Rukun. Semoga kebersamaan musyawarah ini berlanjut terus hingga bisa menghasilkan kerjasama berkesinambungan yang berujung ke hasil panen yang melimpah dan kesejahteraan petani semakin baik. Bila panen berlimpah, petani Sejahtera. Bila petani sejahtera maka Pembangunan akan berjalan serta.
Alangkah damainya...........,




Rabu, 06 November 2013

Desa Kedungjaran

Kedungjaran di pagi hari
Desa Kedungjaran, desa kecil yang terletak di perbatasan kecamatan Sragi dan Kecamatan Bojong. Masuk di wilayah administrasi Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.

Mengapa disebut desa kecil, karena memang dari luas wilayah desa kedungjaran tak seberapa luas. Terbagi menjadi empat wilayah utama administratif yang disebut sebagai dusun dengan pembagian dari dusun 1 hingga dusun 4 secara berurutan. Dibandingkan luas desa dengan desa-desa disekitarnya, desa Kedungjaran adalah desa terkecil. Adapun desa-desa sekitar tersebut adalah, sebelah utara desa Klunjukan, sebelah timur desa Sembung Jambu Bojong, sebelah selatan desa Purworejo dan sebelah barat desa Gebangkerep.

Secara geografis kewilayahan, desa kedungjaran terpisah menjadi dua wilayah dimana ada desa utama dibagian utara dan desa yang tadinya terpisah oleh perkebunan warga yang disebut sebagai 'dukuh' di sebelah selatan. Namun seiring jalannya pembangunan jarak antara Desa utama dan Dukuh semakin tak kentara dengan semakin banyaknya pendirian rumah warga diantara kedua wilayah tersebut.

Dengan jumlah warga dewasa diatas 17-tahun tak lebih dari 2000 populasi memang sangat tepat bila Kedungjaran disebut desa kecil. Hal ini makin terasa betapa jumlah warga amat sedikit ketika saat-saat sebagian warganya pergi merantau ke luar daerah. Karena memang sebagian warga desa kedungjaran merupakan perantau yang menggantungkan hidupnya dari berdagang dan buruh serta karyawan di kota-kota besar terutama Jakarta. Dan baru berkumpul kembali pada bulan-bulan tertentu mendekati masa liburan hari besar agama.

Namun walau kecil, sudah sejak dahulu kala desa Kedungjaran merupakan desa sentral atau poros dari lalulintas pergerakan warga dan ekonomi desa-desa sekitar. Merupakan pertemuan jalur alternatif Comal - Bojong dan Sragi - Bojong. Hingga wajar bila desa kedungjaran terkenal pula sebagai desa yang tak pernah tidur.

Kemajuan Pembangunanpun sangat  menonjol bila dibandingkan desa-desa sekitar. Hal ini didukung pula dari swadaya masyarakat yang sangat tinggi hingga beban pembangunan bisa dipikul bersama antara Pemerintah dan Masyarakat. Tinggal dibina dengan benar oleh Pemerintahan Desa yang mampu dan bertanggungjawab maka bukan mimpi Desa Kedungjaran akan menjelma menjadi Desa Satelit yang paling maju diantar desa sekitar.

Kehidupan beribadah warga desapun sangat mengembirakan. Walaupun ada dua organisasi keagamaan besar mayoritas seperti Nahdlotul Ulama, Muhamadiyah dan beberapa Organisasi keagamaan kecil seperti Rifaiyah dan LDII namun semuanya bisa hidup saling berdampingan. Ada dua Masjid besar yaitu Baiturrohmah yang berbasis Jamaah Muhamadiyah dan Masjid Al-Iklash yang berbasis NU serta empat Mushola yang tersebar di keempat dusun.

Ada banyak kegiatan Pengajian yang diselenggarakan masing-masing Jamaah baik ibu-ibu dan Bapak-bapak namun yang menggembirakan masing-masing Organisasi saling mendukung, mengunjungi dan membantu. Hingga kadang tak tampak dan tak bisa dibedakan dari mana asal organisasi mereka karena begitu cair dan membaurnya kehidupan beragama mereka.

Mengenai sarana pendidikan , sebagai sebuah wadah penyiapan Generasi penerus bangsa. Di Desa Kedungjaran terdapat 1 TK, 2 Sekolah tingkat Dasar yaitu SD Negeri Kedungjaran dan MIM Negeri Kedungjaran serta 1 Sekolah Tingkat menengah atas Kejuruan.

Kepemudaan dan Kegiatan Kewanitaan yang pada masa keemasan mencapai puncaknya pada masa kepemimpinan Ibu Soebekti, kini sedang diupayakan untuk dikembangkan lagi. Berbagai kegiatan tengah digagas dan disiapkan untuk semata-mata hidupnya desa kedungjaran.
Di bawah kepemimpinan Kepala Desa baru, Bapak Saridjo yang meneruskan kepemimpinan Bapak Drs. Zaenal Abidin, S. Ag. ada harapan yang begitu kuat digantungkan. Kedungjaran baru yang benar-benar terbarukan disemua bidang agar tercipta Desa Madani yang Mandiri yang berwawasan Global dengan dukungan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan disuport warga yang berkehidupan pintar dan sejahtera.



Ditambah lagi dengan sebagian besar Perangkat desa yang ada berusia di masa produktif dan masih muda. Besar harapan agar Desa Kedungjaran yang terbarukan dapat dengan mudah diwujudkan.


Senin, 04 November 2013

Sekolahku, oh Sekolahku.

Seperti diketahui bersama, di desa Kedungjaran ada dua sekolah yang selama ini menjadi tempat belajar warga yaitu Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Kedungjaran dan SD Negeri  Kedungjaran.

Kemarin, tepatnya pada hari minggu, 3 November 2013 penulis berkesempatan mengunjungi SDN Kedungjaran. Ada suasana flashback / kilas balik di batin penulis. Karena memang penulis adalah salah satu alumni dari sekolah ini. Sekejap terngiang kembali suara canda tawa teman-teman sekelas dulu, hmmmm betapa indahnya. Dan secara kebetulan pada siang itu ada seorang alumni sekelas yaitu saudara Daryono, pertemuan yang membahagiakan.

Pada kesempatan yang sangat berharga tersebut, penulis hadir guna menghadiri Rapat Koordinasi Rehab Sekolah di SDN Kedungjaran. Kebetulan penulis adalah salah satu anggota Komite Sekolah tersebut.
Rapat Koordinasi yang seharusnya dihadiri oleh sekitar 15-an undangan, hingga waktu yang telah ditentukan hanya dihadiri 4 orang, dan 3 guru.


Walaupun tak lengkap tetapi rapat tetap berlangsung dengan lancar. Hal ini dikarenakan yang hadir telah mewakili dari badan atau lembaga yang berwenang di sekolah, terutama untuk hal Rehab Sekolah tersebut.

 Adapun yang hadir pada Rapat Koordinasi Rehab Sedang SDN Kedungjaran adalah sebagai berikut :
           1. Dewan Sekolah, diwakili Kepala sekolah dan guru.
           2. Komite Sekolah, diwakili Bapak Siswanto dan Saridjo ( penulis ).
           3. Panitia Rehab  Sekolah, diwakili Bendahara Bapak Agung Wibowo.

Adapun Rehab Sedang Sekolah yang dilakukan tersebut, mendapatkan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.101.745.000,- yang dicairkan dalam 3 waktu pencairan. Pada tahap awal telah dicairkan sebesar Rp.40.698.000,-

Pembicaraan masalah Tekhnis dari mulai masalah Bangunan, RAB dan Pembiayaan berjalan dinamis, lancar dan penuh dengan tanya jawab. Hal ini semata-mata untuk terciptanya transparansi anggaran dari mulai turunnya dana bantuan, perencanaan rehab hingga pelaksanaan dari rehab itu sendiri.

Bila tak ada halangan, sesuai tengat waktu maka rehab harus selesai pada akhir Desember 2013. Adapun rencana yang akan direhab meliputi :
           1. Pembaruan plester tembok yang mulai mengelupas untuk 3 ruang kelas.
           2. Penggantian Dinding luar muka kelas dengan keramik untuk 3 kelas.
           3. Perbaikan terpus dan usuk atap yang melengkung dan penggantian Genting.
           4. Perluasan Ruang Kantor Guru.
           5.  Penggantian 6 Daun Pintu ruang kelas, Jendela dan Boven.

Ruang Kepala Sekolah dan Guru

Adapun yang sedikit menggelitik adalah ketika Ibu Kepala Sekolah menyampaikan bahwa Status Hukum dari Tanah yang ditempati sekolah dari tahun 1928 hingga detik ini masih belum jelas. Dalam arti belum memiliki Sertifikat Kepemilikan yang sah secara hukum ( De Jure ) walau secara fakta ( De Facto ) Sekolah Dasar Negeri Kedungjaran telah berdiri sejak tahun 1928 dan tak ada gugatan dari masyarakat sekitar akan status tanahnya.
Betapa mencengangkan, ditengah kesadaran Pemerintah akan pentinganya sebuah arti Pendidikan untuk Warga Negeri ini, status dasar akan sebuah Lembaga Pendidikan ternyata terabaikan.


Adalah tugas dan kewajiban Pemerintahan Desa Kedungjaran, dan Lembaga terkait seperti UPT Kecamatan Sragi, Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan dan Lembaga Aset Daerah untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan hingga ada pihak yang dikorbankan terutama generasi penerus bangsa yang masih membutuhkan sarana pendidikan.

Sabtu, 02 November 2013

Pilkades Kedungjaran 2013


Pilkades Kedungjaran yang diselenggarakan pada Hari Minggu Wage tanggal 27 Oktober 2013 bertempat di Lapangan sepakbola desa Kedungjaran berlangsung Aman, Tertib dan Kondusif.

Dibawah arahan Tim Panwas Pilkades Kecamatan Sragi yang dipimpin Camat Sragi Bapak Edi Suparyanto, Panitia Pemilihan Kepala Desa ( P2KD ) Kedungjaran yang diketua Bapak Syafii serta dibawah pengawasan dari Badan Perwakilan Desa ( BPD ) desa Kedungjaran yang diketuai Bapak Suud. Rapat Pemungutan Suara berlangsung dengan Tertib, Aman dan Kondusif.


Berikut adalah gambar-gambar yang berhasil didokumentasikan oleh Saudara Diyan Sofiyan di tempat Pemungutan Suara.