Orangnya sudah tua, namun jemarinya masih cekatan mencetak adonan yang merupakan bahan rengginang berupa nasi ketan yang sudah dibumbui dengan bumbu khusus dan rahasia warisan keluarga. Tak boleh terlalu tebal, namun juga jangan terlalu tipis katanya. Pengeringannya juga harus dengan sinar matahari langsung, rasanya lebih sedap. Menggorengnya juga jangan pelit minyak, angkat ketika warna menjelang kecoklatan emas, maka kresssss... gurih dan renyah.
Sebagai produsen makanan ringan tradisional berskala rumahan, Mak Siti senantiasa menggunakan pola produksi tradisional. Walau pesanan membanjir apalagi bila menjelang musim hajatan yang seringnya pada bulan syawal hingga bulan besar dalam kalender Dzulhijah. Mak Siti tidak pernah berniat memperbesar jumlah produksinya dengan memanfaatkan alat yang lebih modern atau menambah jumlah tenaga kerja. Padahal bila mengandalkan Pengeringan Tradisional dengan sinar matahari Proses produksi kadang tak bisa ditentukan. Lain halnya bila menggunakan Oven pengering, produksi pasti tak akan mengenal cuaca. Hingga stock rangginang mentah belum goreng bisa diperbanyak.
Namun sekali lagi, Mak Siti yang tinggal di Dusun I Rt 002 Rw 001 Desa Kedungjaran ini berujar bahwa kalau ngoyo pasti akan merubah rasa. Dan memang rangginang Mak Siti ini memang punya rasa yang khas, ada rasa Terasi yang samar berpadu dengan gurihnya bawang putih dan bawang merah, tak asin dan tak hambar. Digoreng agak kecoklatan rasanya makin terasa manthab.
Kedepan perlu penyuluhan agar beliau mau mengadaptasi proses modern dengan alat-alat yang lebih canggih hingga produksi lebih banyak dan pemasaran bisa lebih jauh menjangkau ke daerah lain. untuk sementara bila anda hendak mencicipi atau memang akan memesan, datanglah jauh-jauh hari agar bisa ditentukan bisa tidaknya melayani pesanan anda.
0 komentar:
Posting Komentar